Alumni STT Telkom terjun di dunia Politik


Di Indonesia saat ini, bidang kehidupan yang menyebabkan dunia terasa hidup dan hingar bingar tentu hanya dua saja, yaitu: dunia entertainment dan dunia politik. Dunia politik menjadi hingar bingar karena dikaitkan dengan erat tentang dikenalnya seseorang dari sisi popularitas. Dalam bahasa kekinian ya dunia entertain juga. Di luar dunia entertain tentu bukanlah dunia yang hingar bingar.

Dunia research tentu bukanlah dunia yang hingar bingar, beberapa bahkan sengaja ditutup, terutama ketika research-nya masih berupa ide yang awal. Ide yang awal akan mudah diambil oleh orang lain atau pihak lain. Karena itu perlu disenyapkan. Apalagi dunia intelejen, maka yang nampak hingar bingar tentu hanyalah penyesatan informasi, dia harus senyap sehingga tak tampak di muka dengan nyata.

Nah, dunia politik-lah yang menyebabkan berbagai lapisan masyarakat akan ikut serta dalam dukungan yang tak berbatas jumlah. Bahkan semakin banyak jumlahnya akan semakin bagus dan kuat. Kalau hanya berbatas, maka ketidakmampuan akan semakin terlihat nyata. Dalam dunia politik di Indonesia yang saat ini berlaku adalah semakin banyak dukungan yang diperoleh, maka semakin baguslah kekuatan yang nampak dari tokoh politik tersebut.

Sebutlah inilah yang saya maksudkan ketika masa yang lalu, saya inginkan mahasiswa berani menyatakan pendapatnya, bukan diam menurut dengan apa yang terjadi. Dunia mahasiswa adalah dunia yang dinamis, tak boleh berhenti hanya dalam satu bentuk saja, semakin bervariasi maka akan semakin seru dan berguna, semakin bermanfaat dan berdayaguna. Mahasiswa harus mempunyai pandangan yang boleh jadi berbeda dengan mainstream yang berlaku dan berkekuatan. Dengan demikian kondisi dinamis, penuh gejolak dan harapan harus terus pula dipupuk dan berdayakan.

Alumni STT Telkom terjun ke dunia politik
Alumni STT Telkom terjun ke dunia politik

Karena itu, saya pun sangat senang ketika hari Minggu yang lalu (29 September 2013) pelesir ke Cirebon, dan mendapatkan informasi bahwa salah satu alumni STT Telkom menjadi calon Bupati Cirebon. Saya berharap seluruh civitas academica Universitas Telkom dapat memberi dukungan atas pencalonan ini. Saya yakin akan banyak manfaat yang bisa diperoleh dari proses demokrasi dan politik yang dilakukan oleh para alumninya. Suara akan semakin banyak terdengar di tengah masyarakat Indonesia dan dunia, sekalipun tak secara langsung terkait dengan dunia akademik yang telah dilingkupi oleh dunia Universitas Telkom.

Alumni STT Telkom tersebut adalah Mohammad Luthfi yang berpasangan dengan keuarga Keraton Cirebon, yaitu Ratu Raja Arimbi. Dengan membawa kesegaran udara dalam bidang pendidikan, dan mengedepankan hasil karya dan wujud nyata di Kabupaten Cirebon, yaitu daun jati (godong jati) yang digunakan untuk membungkus nasi jamblang. Beliau bekerja sebagai staf ahli Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal.

 


Leave a Reply