Hati-hati dengan Kartu Kredit Anda


Ini kejadian sebenarnya, bukan karangan saya, bukan pula bayang-bayang dari cerita yang sering beredar di dunia maya. Namun aku alami sendiri. Sengaja aku samarkan nama penerbit Kartu Kreditnya. Semoga para penerbit Kartu Kredit mau mengeluarkan sedikit upaya untuk kembali menaikkan kepercayaan publik.

Tanggal 7 Juli 2009 aku telpon ke nomor yang disediakan di Kartu Kredit, maksudku, karena ada masalah nomor rumah. Entah mengapa, ada dua rumah yang satu jalan dengan rumahku memiliki nomor yang sama persis. Sehingga aku berkehendak menambah keterangan dalam alamat tersebut. Namun aku kaget! Setelah semua dataku aku berikan ke operator. Sang operator menanyakan kepadaku tentang transaksi terakhir. Aku nggak hafal. Nah, operatorlah yang menyatakannya: “Bapak meminta pengajuan pinjaman?” Aku tersentak kaget: “Gimana, mbak?”

“Apakah Bapak mengajukan pinjaman sebesar Rp 18 juta?”

“Lho, dulu memang sudah pernah, namun sudah lunas!”

“Bukan, dulu, Pak baru saja. Sekitar akhir Juni atau awal Juli”

Begitulah kemudian sang operator memberikan data pinjaman tersebut, secara lebih rinci, bahkan sampai nomor rekening yang dituju. Aku geleng-geleng kepala, bagaimana mungkin sang penipu mendapatkan dataku secara detil. Apakah anda pernah menelpon operator Kartu Kredit? Nah, data sedetil itu, si penipu punya. Dan nyaris transaksi tersebut akan segera dikirim. Aku batalkan dengan segera. “Batalkan saja, mbak transaksi tersebut!” Aku bernafas agak lega. Tak urung, ketika aku pulang, ceritaku terlontar ke istriku, dan langsung beliau minta diputus saja Kartu Kreditnya. Saran saya: seringlah anda menelpon penerbit Kartu Kredit, karena kuatir ada transakasi ilegal yang terjadi.

Karena itu, hati-hati dengan kartu kredit anda.


Leave a Reply